PENGHARGAAN DI PIALA DUNIA
FIFA memberikan beberapa penghargaan kepada mereka yang telah berprestasi selama berlangsungnya Piala Dunia tersebut, diantaranya:







1. Sepatu Emas
Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang berhasil keluar sebagai pencetak gol terbanyak.





2. Bola Emas
Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang terpilih sebagai pemain terbaik.










3. Yashin Award
Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang terpilih sebagai penjaga gawang terbaik.





4. Fair Play FIFA Award
Diberikan kepada tim yang terpilih sebagai fair play terbaik dan yang lolos ke babak kedua.



 
5. Tim Paling Menghibur
Penghargaan ini ditentukan melalui polling dari publik.

TROFI WORLD CUP



Sejak Jules Rimet Cup menjadi milik abadi Brasil pada Piala Dunia ke-9, FIFA akhirnya memutuskan untuk membuat trofi baru. Pada Piala Dunia tahun 1974 di Jerman Barat, FIFA telah mengusung trofi baru rancangan seniman Italia Silvio Gazzaniga.

 
World Cup
Piala ini mempunyai tinggi 36 cm, berat 4,97 kg dan dibuat dari emas 18 karat. Sementara tatakannya terdiri dari dua lapis semi batu mulia malachite dan menjadi tempat 17 plat nama pemenang sampai Piala Dunia 2038. 
Trofi ini akhirnya dinamakan World Cup, meskipun sempat ada usul untuk mengabadikan Presiden FIFA periode 1961 - 1974 Sir Stanley Rous. Namun usulan ini kurang mendapat persetujuan.

Meskipun sampai tahun 2002 Piala Dunia sudah diselenggarakan 17 kali, namun baru tujuh negara yang pernah merasakan menjadi juara dunia. Dalam hal ini, Brasil adalah negara yang paling banyak meraih juara dunia, yakni sebanyak 5 kali, disusul Jerman dan Italia sebanyak 3 kali, Argentina dan Uruguay 2 kali serta Inggris dan Perancis masing-masing 1 kali.

TROFI JULES RIMET CUP



Untuk mengenang jasa pencetus Piala Dunia, trofi yang diperebutkan di Piala Dunia dinamakan Jules Rimet Cup. Sebelumnya sebutan trofi tersebut adalah Coupe du Monde de Football Association, atau Piala Dunia Sepakbola. Baru pada konggres FIFA yang berlangsung di Luksemburg tahun 1946, nama Jules Rimet disepakati menjadi nama resmi trofi tersebut.

Trofi berbentuk seorang dewi sedang memanggul cawan ini dirancang oleh pematung Perancis Abel Lafleur, dan mempunyai tinggi 35 cm dan berat 3,8 kg, dimana kepala tropi terbuat dari perak dan emas, sementara di bagian bawah terbuat dari semi batu mulia dan dilapisi lazuli.

Trofi ini pernah hilang pada tahun 1966 saat dipamerkan didepan publik di Inggris, namun akhirnya berhasil ditemukan kembali oleh seekor anjing yang bernama Pickles.

Sebagai negara yang berhasil memenangkan Piala Dunia tiga kali, Brasil berhak memiliki trofi ini untuk selamanya, sayang pada tahun 1983, saat disimpan di Bank Sentral di Rio de Janeiro, trofi tersebut hilang dan dilebur oleh para pencurinya.

Honduras

Data
Asosiasi : Federacion Nacional Autonoma de Futbol de Honduras
Julukan : Los Catrachos
Seragam : Putih-Putih
Kapten : Amado Guevara
Pelatih : Reinaldo Rueda
Profile Singkat

HONDURAS negara penghasil pisang terbesar di dunia adalah nama baru dalam kancah Piala Dunia. Tim berjuluk Bicolor ini pernah sekali menjadi kontestan Piala Dunia pada tahun 1982 di Spanyol. Namun, tidak banyak yang bisa dilakukan Honduras di PD 1982, setelah harus tergabung dengan Irlandia Utara, Spanyol dan Yugoslavia.

Prestasi terbaik Honduras terjadi ketika menjadi peringkat ketiga Copa Amerika 2001 dan runner-up di Piala Emas 1991. Selebihnya, negara yang menggunaakan bahasa Spanyol sebagai bahasa Nasional ini selalu kalah saing dengan Meksiko dan Amerika Serikat.

Tahun 2009 adalah prestasi terbaik sepakbola Honduras. Tim senior lolos ke Piala Dunia 2010, sementara Tim U-17, U-20 juga lolos ke putaran final Piala Dunia Junior. Untuk Tim U-23 tampil di Olimpiade Beijing 2008.

Honduras sukses melewati babak kualifikasi zona Concacaf dengan finish di urutan tiga. Honduras berada di bawah Amerika Serikat dan Meksiko. Tiket lolos ke putaran final akhirnya diraih pada 14 Oktober dengan menundukkan El Salvador lewat gol tunggal Carlos Pavon. Selain itu, Kosta Rika juga gagal menang atas AS.

Sebagai tim asal Amerika Tengah, Honduras memiliki gaya permainan yang sedikit berbeda dengan AS atau Meksiko. Honduras lebih mengandalkan pada kekuatan pertahanan dan lini tengah. Untuk serangan, pelatih Reinaldo Rueda lebih menekankan pada serangan balik cepat.

Sayang, kendati memiliki barisan pemain belakang yang cukup tangguh, Honduras tidka memiliki kiper yang baik. Kiper Noel Valladares banyak mendapat kritikan setelah kerap melakukan kesalahan fatal yang berujung gol. Selain itu, Honduras juga minim pengalaman internasional yang berimbas pada lemahnya mental pemain.

Pelatih asal Kolombia Reinaldo Rueda akan menggunakan dua strategi andalan, yakni 4-4-2 dan 4-5-1. Formasi pertama akan digunakan bila bermian di laga kandang dan mengejar kemenangan. Sementara formasi kedua dimainkan pada laga tandang.

Pada PD 2010 nanti, Honduras akan tergabung dalam Grup H bersama Spanyol, Swiss dan Chili. Peluang Suazo dkk cukup terbuka, asal tidak kalah melawan Chili dan Swis.

Kecepatan David Suazo
Sebagai striker, kemampuan David Suazo cukup mumpuni. Suazo yang kini tergabung dengan Benfica, akan sangat dibutuhkan pengalamannya bertanding dalam level tertinggi.

Pengalaman pemain 30 tahun ini adalah pernah membela Inter Milan dan besar dengan Cagliari. Suazo pun tak asing lagi dengan pertandingan besar macam Serie A atau Liga Champions.

Bersama Timnas Honduras, Suazo sudah tampil sebanyak 46 kali dan mencetak 16 gol. Kontribusi besarnya turut mengantarkan Honduras melaju ke Piala Dunia 2010, mewakili zona CONCACAF.

Suazo adalah potret pemain Honduras yang sukses merumput di Eropa, kendati di musim ini dirinya kehilangan tempat di Inter Milan, hingga terpaksa dipinjamkan ke klub Portugal, Benfica.

Kecepatan tinggi adalah andalan utama David Suazo. Dia mempunyai kekuatan fisik yang prima. Sebagai striker, kecepatan dan kontrol bola yang sempurna adalah modal utama. Namun, Suazo yang terbiasa bermain di klub besar, terbiasa dimanjakan dengan pemain bintang lainnya. Di Honduras, Suazo sedikit harus lebih berusaha mencari bola.

Chili

Data
Asosiasi : Federacion de Futbol de Chile
Julukan : La Roja
Seragam : Merah-Biru
Kapten : Claudio Bravo
Pelatih : Marcelo Bielsa
Profile Singkat

GRAFIK penampilan Chili di ajang Piala Dunia memang naik-turun, begitu juga keikutsertaan mereka di ajang empat tahunan ini. Sempat mengawali Piala Dunia pertama di Uruguay pada 1930 dan kandas di putaran pertama, Chili harus absen di dua perhelatan berikutnya, sebelum kembali tampil di Piala Dunia 1950 di Brasil.

Kembali gagal lolos dari fase penyisihan grup, Chili kembali absen di dua Piala Dunia selanjutnya (1954 & 1958). Pada 1962, Chili tak perlu bersusah payah untuk tampil di putaran final karena negaranya terpilih sebagai tuan rumah. Momentum bermain di kampung halamannya pun tak disia-siakan La Roja untuk menorehkan tinta emas.

Lolos ke putaran dua mendampingi juara grup Jerman Barat, Chili sukses melaju ke babak semifinal setelah membungkam Uni Soviet 2-1 di perempatfinal. Sayang, di babak empat besar langkah mereka harus terhenti ditangan Brasil yang menang 4-2. Namun, Chili mampu mengobati kekecewaan kalah dari Brasil dengan menundukkan Yugoslavia 1-0 dalam perebutan juara ketiga.

Usai mencetak sejarah di kampung halamannya, Chili kembali tampil inkonsisten. Sekalipun, berhasil tampil di putaran final (1966, 1974 dan 1982) Chili hanya mentok di putaran pertama. Setelah absen di tiga putaran, Chili kembali tampil di Piala Dunia Prancis pada 1998. sukses melaju ke putaran dua, langkah Chili kembali dihentikan Brasil yang melibas mereka dengan skor telak 4-1.

Absen pada 2002 dan 2006, Chili kembali lolos ke putaran final 2010. Perjuangan La Roja di babak kualifikasi pun terbilang cukup apik. Mereka berhasil lolos otomatis setelah mengakhiri sesi kualifikasi di tempat kedua, di bawah Brasil.

Di putaran final nanti, Chili juga tergabung di grup relatif mudah. Lawan yang mungkin pantas diperhitungkan adalah jawara Spanyol. Sementara dua tim lainnya, Honduras dan Swiss di atas kertas mampu ditundukkan Humberto Suazo dkk.

Humberto Suazo

Humberto Suazo pantas menjadi sorotan dalam skuad Chili pada 2010 nanti. Bomber Monterrey ini tampil apik pada babak kualifikasi lalu dengan sumbangan 10 golnya atau hanya tertinggal satu gol dari topskor Zona CONMEBOL, Luis Fabiano (Timnas Brasil).

Mencetak banyak gol tampaknya telah mendarah daging dalam diri Humberto. Bagaimana tidak, pada 2006, bomber 26 tahun ini tampil sebagai pencetak gol terbanyak baik di kancah nasional maupun Internasional.

Koleksi 17 gol yang dilesakkannya sukses mengungguli striker Timnas Inggris Peter Crouch (16 gol) dan membuatnya mendapatkan penghargaan sebagai "pencetak gol terbanyak dunia 2006."

Swiss

Data
Asosiasi : Swiss Football Association
Julukan : Schweizer Nati
Seragam : Merah-Putih
Kapten : Alexander Frei
Pelatih : Ottmar Hitzfeld
Profile Singkat

SWISS boleh jadi hanyalah sebuah negara kecil yang populasi penduduknya hanya 7.739.100 jiwa (sensus 2009) dengan luas wilayah 41.284 km persegi.

Namun, di sinilah markas besar PBB di Geneva, markas FIFA di Zurich dan markas besar UEFA di Nyon, serta termasuk negara yang memiliki sistem perbankan terbaik di dunia. Ini adalah bukti bahwa Swiss adalah negara netral yang aman dan kondusif.

Namun, kendati negara yang ditempati oleh dua organisasi sepakbola dunia, Swiss ternyata beelum bisa bicara banyak bila bicara prestasi. Prestasi terbaik negara pegunungan Alpen ini tiga kali menembus babak perempat final pada PD 1934, 1938 dan 1954, ketika itu bestatus tuan rumah.

Sisanya, dalam empat kali keikutsertaannya di event terbesar sepakbola ini, tim berjuluk Schweizer Nati ini hanya mampu menembus babak kedua pada Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat dan 2006 di Jerman.

Sementara di Euro 2008, dengan status tuan rumah bersama Austria, Swiss malah gagal total dan masuk kotak di babak penyisihan grup.

Pelatih Ottmar Hitzfeld ditugaskan meloloskan Swiss ke Afrika Selatan, pascakegagalan di Euro 2008. Hitzfeld mampu menjalankan misinya dengan baik dan Swiss yang terbagung dalam Grup 2 Zona Eropa, sukses lolos langsung.

Kekuatan utama tim ini terletak pada kolektivitas permainan tanpa mengandalkan satu individu. Tapi, Hitzfeld tetap mengedepankan nama-nama besar seperti striker veteran Alexander Frei, Hakan Yakin, Philippe Senderos dan Johan Vonlanten.

Pekerjaan rumah yang tersisa buat Hitzfeld adalah masalah konsisten permainan. Armada Swiss kerap kehilangan fokus selama 90 menit dalam sebuah laga ketat. Bila bisa memperbaiki kelemahan, Swiss bisa melenggang melewati Grup H dengan peta persaingan antara Spanyol, Honduras dan Chili.

Veteran Nati, Alexander Frei
Tak salah bila menyebut nama Alexander Frei sebagai pemain Swiss paling sukses saat ini. Frei pernah mencicipi ketatnya persaingan Bundesliga selama tiga musim bersama Borussia Dortmund dan juga bersama klub Prancis, Rennes.

Frei adalah pencetak gol terbanyak di Timnas Swiss, dengan torehan 40 gol dalam 73 pertandingan. Kontribusi besarnya yang membawa Swiss melenggang ke Afrika Selatan 2010.

Mantan top skorer Ligue 1 ini punya keahlian yang cukup baik sebagai striker. Tendangan Frei cukup akurat dan bisa memakasimalkan peluang sekecil apapun di depan kotak penalti lawan.

Di usianya yang sudah menginjak 30 tahun, Frei tetap menjadi andalan baik dalam klub barunya Basel, ataupun di Timnas. Kini Frei punya tantangan untuk mengantarkan negaranya kembali menembus babak kedua Piala Dunia, seperti yang sudah dilakukannya empat tahun lalu di Jerman.

Spanyol

Data
Asosiasi : Royal Spanish Football Federation
Julukan : La Furia Roja
Seragam : Merah-Hitam
Kapten : Iker Casillas
Pelatih : Vicente del Bosque
Profile Singkat

SEBAGAI salah satu tim besar di Eropa, Spanyol memiliki catatan kurang mengesankan dalam sejarah Piala Dunia (PD). Tim berjuluk La Furia Roja belum pernah sekalipun merengkuh gelar juara dunia. Hasil terbaik Spanyol dalam ajang paling bergengsi ini hanyalah ketika menempati peringkat empat Piala Dunia 1950 di Brasil.

Kala itu, Spanyol yang tampil sebagai juara Grup 2 berhadapan dengan juara grup-grup lainnya Uruguay, Brasil, serta Swedia. Sayangnya, Spanyol gagal membukukan satupun kemenangan setelah ditahan Uruguay (2-2) serta takluk di hadapan Brasil (6-1) dan Swedia (3-1).

Setelah pengalaman di Brasil, Spanyol belum menemukan performa terbaik yang mampu mengantarnya melangkah jauh di ajang Piala Dunia. Pada dua Piala Dunia sebelumnya (2002 dan 2006), La Seleccion hanya mencapai babak perempat final dan babak 16 besar.

Fakta ini membuat kapasitas Tim Matador sedikit diragukan. Mampukah skuad yang minim pengalaman di pesta akbar sepakbola menyingkirkan langganan juara seperti Brasil, Argentina, Italia, dan Jerman?

Sejarah suram sepakbola Spanyol mulai menunjukkan perbaikan, 2008 lalu. Apa lagi jika bukan kemenangan spektakuler Spanyol di ajang Euro 2008. Tim yang saat itu diarsiteki Luis Aragones melesat sebagai tim terbaik FIFA usai meraih gelar Juara Eropa tanpa menelan satupun kekalahan.

Spanyol menjadi skuad pertama yang mampu menduduki ranking teratas FIFA tanpa pernah mencicipi gelar juara dunia. Keputusan Aragones mencoret ikon Raul Gonzalez dari skuad berbuah manis. Aragones menilai, sikap Raul yang terlalu mengatur membuat tim tidak nyaman. Selain itu, ego kedaerahan Raul yang tinggi juga menjadikan kubu Spanyol terpecah.

Kini, Luis Aragones telah menyerahkan tahta kepada Vicente del Bosque. Meski begitu, Spanyol terus meroket. Berbekal permainan cantik serta solidnya kolektivitas tim, La Furia Roja berhasil menyamai rekor Tim Samba dengan melakoni 35 laga tanpa terkalahkan.

Rekor itu akhirnya memang terpatahkan setelah Spanyol secara mengejutkan tumbang di tangan Amerika Serikat pada turnamen Piala Konfederasi 2009 di Afrika Selatan, Juni 2009. Tapi, Spanyol berhasil membayar kegagalan itu dengan sempurna dalam Kualifikasi Piala Dunia 2010.

Diperkuat individu-individu papan atas dunia seperti David Villa, Fernando Torres, Xavi Hernandez, maupun Gerard Pique, Spanyol tampil brilian sepanjang babak kualifikasi. Villa dkk memborong 10 kemenangan dari 10 laga dan melangkah mulus ke putaran final. Bukan hanya itu, Spanyol juga menjadi skuad tersubur kedua dengan torehan 28 gol. Anak-anak asuh Del Bosque hanya terpaut enam gol dari Timnas Inggris yang ditukangi Fabio Capello.

Tergabung dalam Grup H bersama Swiss, Honduras, dan Chile, Spanyol diyakini mampu melangkah ke babak 16 besar dengan mulus.

Xavi Sang DirigenVicente del Bosque rasanya tidak perlu khawatir kehabisan stok pemain. Spanyol bisa jadi merupakan satu-satunya skuad yang memiliki pemain lapis dua dengan talenta dan kemampuan setara dengan tim inti.

Tapi, jika harus menunjuk satu pemain yang sanggup mengubah ritme pertandingan serta permainan tim, Xavi Hernandez lah orangnya. Gelar Pemain Terbaik Euro 2008 serta peringkat tiga Pemain Terbaik Eropa (Ballon d� Or) bukan sekedar hiasan.

Seperti halnya di Barcelona, Xavi merupakan motor utama serangan Tim Matador. Umpan-umpan akurat serta visi yang luas menjadi senjata utama playmaker 28 tahun. Fernando Torres memang menjadi pahlawan Spanyol di final Euro 2008 melawan Jerman. Namun, kesuksesan El Nino tak terlepas dari assist matang Xavi sebelum striker Liverpool menceploskan gol kemenangan.

Portugal

Data
Asosiasi : Federacao Portuguesa de Futebol
Julukan : Seleccao das Quinas
Seragam : Merah-Merah
Kapten : Cristiano Ronaldo
Pelatih : Carlos Queiroz
Profile Singkat

PENCAPAIAN terbaik Portugal di pentas Piala Dunia adalah pada 1966 silam di Inggris. Kala itu, Portugal menempati peringkat tiga, disusul raihan sepatu emas untuk Eusebio. Hanya itu, karena setelahnya Seleccao das Quinas benar-benar terpuruk.

Kebangkitan Portugal mulai terasa pada Piala Dunia 2006 di Jerman, setelah empat tahun sebelumnya gagal lolos penyisihan grup. Mereka mencatat rekor tak terkalahkan dengan melibas Belanda dan Inggris demi menelusur tempat di semi final. Sayang, Prancis terbukti lebih tangguh. Cristiano Ronaldo dkk dihempas 1-0 oleh pasukan Les Bleus.

Kendati mengawal penampilan kelima Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan tanpa prestasi gemilang, beberapa tahun terakhir Portugal terbilang sukses menyuguhkan performa dahsyat di lapangan.

Tapi tahun ini berbeda. Skuad besutan Carlos Queiros hanya mampu merebut satu kemenangan dari lima laga penyisihan grup. Praktis, unggulan juara Piala Dunia ini malah terancam terdepak dari turnamen bergengsi.

Tak mau kehilangan peluang, Portugal membalik keadaan di periode kedua kualifikasi Piala Dunia 2010. Mereka mencetak delapan gol tanpa balas di babak 16 besar sekaligus mengamankan posisi usai memetik kemenangan penuh dua leg atas Bosnia-Herzegovina dengan agregat 2-0.

Ujian untuk Portugal agaknya belum benar-benar selesai. Hasil final drawing menempatkan mereka pada grup neraka. Portugal dipastikan bakal tampil habis-habisan dalam persaingan melawan Brasil, Korea DPR dan Pantai Gading di Grup G.

Winger Haus Gol, Cristiano Ronaldo
Siapa yang tak kenal Ronaldo? Kendati julukannya berubah dari CR7 menjadi CR9, mengikuti nomor punggung yang tertera pada kostum tim, Ronaldo tetap dikenal sebagai jimat klub manapun yang dibelanya.

Ronaldo merebut runner up top skorer kualifikasi Piala Dunia 2006 zona Eropa dengan koleksi tujuh gol. Di tahun yang sama, dirinya mencatat gol perdana Piala Dunia melalui tendangan penalti saat Portugal meladeni Iran.

Winger 24 tahun tersebut mencatat rekor 22 gol dari 68 partisipasinya membela timnas di ajang internasional.

Bintang Real Madrid ini termasyur karena kepiawaiannya memuaskan klub sekaligus menghibur fans dengan aksi ciamik di lapangan. Juga sosialita dan sepak terjangnya yang sensasional. Meski sepanjang babak kualifikasi sempat digadang cedera, bukan sesuatu yang mengherankan bila Pemain Terbaik Dunia 2008 ini menjadi salah satu pria paling ditunggu pada Piala Dunia 2010.

Brasil

Data
Asosiasi : Confederacao Brasileira de Futebol
Julukan : Selecao
Seragam : Kuning-Biru
Kapten : Lucio
Pelatih : Carlos Dunga
Profile Singkat

BRASIL merupakan negara yang paling sukses di kencah Piala Dunia. Betapa tidak, Tim Samba berhasil mengemas lima kali gelar juara dunia yakni pada 1958, 1962, 1970, 1994 dan 2002.

Penunjukan Carlos Dunga, 2006 pada silam, memang sempat mendapatkan kritikan dari media massa setempat. Sebab, pengalaman yang dimiliki eks gelandang timnas Brasil itu dinilai masih minim.

Namun, Dunga mampu menjalankan tugas dengan baik. Pelatih 46 tahun tersebut berhasil membawa Brasil lolos ke Piala Dunia dengan predikat juara Zona Amerika Selatan.

Kendati tergabung dalam Grup G pada Piala Dunia 2010 bersama Portugal, Pantai Gading, Korea Utara dan Selandia Baru, namun Ricardo Kaka dkk masih menjadi negara unggulan untuk menambah koleksi gelar.

Samba ala Kaka

Brasil memang memiliki segudang pemain hebat. Namun, pemain andalan skuad besutan Dunga itu di Afrika Selatan nanti adalah Kaka. Pemain 27 tahun ini akan tampil untuk kali ketiga di Piala Dunia.

Kaka melakukan debut pertama kali pada ajang pertandingan persahabatan melawan Bolivia, 31 Januari 2002 silam. Sejak saat itu, dia menjadi salah satu pemain andalan Brasil.

Hebatnya, Kaka langsung menggusur dominasi Ronaldinho Gaucho yang sebelumnya menjadi pemain andalan Brasil. Tak heran tim sekelas AC Milan langsung menggaetnya dari Sao Paulo.

Pantai Gading

Data
Asosiasi : Federation Ivoirienne de Football
Julukan : Les Elephants
Seragam : Oranye-Putih
Kapten : Didier Drogba
Pelatih : Vahid Halilhodzic
Profile Singkat

PETA kekuatan sepakbola benua Afrika sudah bisa dibilang bergeser. Sebelumnya dua tim seperti Nigeria dan Kamerun adalah langganan Piala Dunia. Kini Pantai Gading sudah layak disejajarkan sebagai tim elit Benua Hitam.

Pantai Gading memang baru sekali merasakan atmosfer Piala Dunia, pada 2006 di Jerman. Sayang, ketika itu Pantai Gading harus tergabung dalam grup neraka bersama Argentina, Belanda dan Serbia-Montenegro. Pantai Gading takluk melawan Belanda dan Argentina, dan sukses mengalahkan Serbia-Montenegro, hingga finish di posisi tiga.

Faktor pengalaman dan mental juara adalah yang terpenting dalam event sebesar Piala Dunia. Itulah yang belum dimiliki Pantai Gading, kendati mereka didukung skuad yang cukup baik.

Kini Pantai Gading kembali ambil bagian di Piala Dunia 2010. Pada babak penyisihan grup, mereka tergabung dengan Guinea, Burkina Faso dan Malawi. Ketiga tim itu bukanlah lawan yang sepadan untuk Drogba dkk, hingga dengan mudah nelaju ke Afrika Selatan.

Kekuatan utama Pantai Gading adalah pada barisan pemain yang sebagian besar merumput di Eropa. Didier Drogba, Emmanuel Eboue, Kolo Toure. Yaya Toure, Didier Zokora, dan Salomon Kalou adalah nama-nama yang membela klub besar Eropa.

Berbekal barisan pemain bintang ini, bukan tidak mungkin Pantai Gading akan mencatat sejarah dengan menembus babak kedua. Hanya, seperti di Piala Dunia 2006, Drogba cs ini harus kembali tergabung dalam grup neraka. Kali ini mereka tergabung dalam Grup G bersama Brasil, Portugal dan Korea Utara.

Drogba Sang Pemimpin

Sebagai seorang striker, Didier Drogba memiliki semuanya atau masuk dalam kategori sempurna. Penguasaan bola yang baik, pandai mencari posisi, kedua kaki dan kepalannya hidup, serta selalu bermain penuh semangat.

Bergabung dalam klub besar Chelsea, membuat pamor Drogba semakin menanjak. Musim 2009/2010, memasuki musim kelimanya bersama The Blues. Drogba sudah mengantarkan Chelsea dua kali juara Premier League dan FA Cup.

Striker 31 tahun ini terpilih menjadi pemain terbaik Afrika 2006 dan dua kali menjadi pemai terbaik Pantai Gading pada 2006 dan 2007. Bersama Timnas, mantan pemain Marseille ini sudah tergabung sejak 2002, dan tampil di 60 laga dengan torehan 40 gol.

Satu-satunya kekurangan Drogba adalah menjada emosi bermain yang kerap meledak-ledak dalam sebuah laga bertensi tinggi. Drogba juga acap melakukan aksi diving dan kadang merugikan diri dan timnya sendiri.

Terlepas fakta itu, Drogba adalah fenomena sepakbola Pantai Gading. Drogba dinilai sebagai sebuah simbol, panutan dan duta perdamaian untuk negara yang sempat terancam perang saudara di tahun 2004.

Korea Utara

 
Data
Asosiasi : DPR Korea Football Association
Julukan : Chollima
Seragam : Merah-Merah
Kapten : Yong Jo
Pelatih : Kim Jong-Hun
Profile Singkat

TIM Asia pertama yang sukses menembus babak perempat final Piala Dunia 1966 di Prancis ini baru kembali dari tidur panjangnya selama hampir 44 tahun. Korea Utara (Korut) akan hadir di Afrika Selatan sebagai salah satu dari empat wakil AFC (Federasi Sepakbola Asia).

Berbekal semangat serta tekad kuat, mereka siap mengejar ketertinggalan dari saudara tuanya Korea Selatan (Korsel) yang segera membukukan caps nomor delapan di turnamen sepakbola paling akbar di jagad raya itu.

Tergabung di grup 'neraka' (Grup G) bersama juara lima kali Brasil, jagoan Eropa Portugal serta kuda hitam Afrika Pantai Gading, Korsel jelas menjadi tim paling tidak diunggulkan. Banyak kalangan bahkan berpandangan sinis, kehadiran Chollima-julukan Timnas Korut-hanya akan lumbung poin buat tiga seteru mereka.

Tapi pelatih mereka Kim Jong-Hun yang terkenal keras kepala tidak mau dianggap kalah sebelum bertanding. Jauh-jauh hari dia sudah berpesan agar anak-anak asuhnya tidak mundur sejengkal tanah pun menghadapi lawan-lawan mereka di Afsel nanti. Seluruh pemain Korut harus berpengang teguh pada pengalaman di masa lalu dimana mereka pernah sukses menumbangkan tim unggulan Italia dengan skor 1-0 di babak penyisihan grup sekaligus menutup peluang Azzurri lolos ke fase berikut.

Jalan Korut menuju Piala Dunia 2010 bisa dibilang cukup terjal. Tampil sejak babak kualifikasi paling dasar, mereka akhirnya memastikan satu tiket setelah berhasil finis kedua di klasemen Grup 2 putaran kedua zona Asia.

Pengalaman tampil di even internasional pastinya akan menjadi kendala utama Hong Yong Jo dkk. Itu semua menilik fakta sebagian besar pemain mereka merupakan produk-produk liga lokal.

Jong Tae SeJong Tae Se adalah andalan tunggal Korut di lini depan. Sudah tampil sebanyak 20 kali sejak 2006 silam, dia berhasil mengemas 5 buah gol. Secara perfoma Tae Se sangat mirip dengan bomber Timnas Inggris Wayne Rooney, dia selalu tampil meledak-ledak dan sulit ditebak ketika berada dilapangan.

Tae Se adalah satu dari beberapa pemain Korut yang tampil di liga luar, dia saat ini bermain bersama klub J-League (liga Jepang) Kawasaki Frontale.

Menilik biografinya, pemain 25 tahun tersebut terbilang unik, dia rela mengganti kewarganegaraan (awalnya Korea Selatan) usai menyaksikan Korut dilibas Jepang pada laga babak kualifikasi Piala Dunia zona Asia.

Paraguay

Data
Asosiasi : Asociacion Paraguaya de Futbol
Julukan : La Albiroja
Seragam : Merah-Putih-Biru
Kapten : Denis Caniza
Pelatih : Gerardo Martino
Profile Singkat

TIM Nasional Paraguay tidak punya catatan positif di pentas Piala Dunia. Albirroja hanya tiga kali lolos babak 16 besar pada 1986, 1998, 2002 dan terhenti sampai di sana saja.

Layak diakui, kualifikasi Piala Dunia 2010 merupakan kontestasi terbaik mereka, tim CONMEBOL kedua yang berangkat ke Afrika Selatan, sepanjang sejarah tiga kali tampil di final turnamen Piala Dunia.

Itu sebabnya, pelatih Gerardo Martino bisa belajar dari dua peluang sebelumnya, yakni saat Paraguayans kandas di fase knock out dari tim tuan rumah Prancis (1998) dan Jerman di Korsel/Jepang, 2002 silam. Juga dari kemunduran performa saat tereliminasi pada putaran pertama Piala Dunia 2006 di Jerman.

Paraguay lolos babak penyisihan grup zona Amerika Selatan dengan koleksi 33 poin. Berada di peringkat ketiga di bawah Brasil dan Chili, mereka mencatat rekor 10 kemenangan, tiga kali seri dan lima kekalahan. Tujuh kemenangan di Estadio Defensores del Chaco dan kekalahan tim bersejarah Argentina membuka lebar peluang skuad Martino mengamankan tiket final turnamen Piala Dunia, sekaligus sebagai peringatan keras untuk ketiga calon rivalnya di Grup F.

Tahun depan merupakan penampilan kedelapan Paraguay di ajang Piala Dunia. Dari delapan kali partisipasi, Albirroja mencatat enam kemenangan, tujuh kali seri dan sembilan kekalahan.

Meski sempat diremehkan kekuatannya pada final drawing Piala Dunia 2010, jika melihat catatan perjalanan selama babak kualifikasi, Paraguay berpotensi menjegal sang juara bertahan Italia.

Jimat Roque Santa Cruz
Roque Luis Santa Cruz Cantero atau yang lebih dikenal dengan Santa Cruz adalah salah satu bintang yang bakal bersinar Paraguay di Piala Dunia 2010. Kapten timnas ini takkan dilupakan begitu saja setelah pada 2006, Santa Cruz dinobatkan sebagai pemain terseksi di ajang Piala Dunia Jerman oleh media massa setempat, Die Welt dan Kicker.

Santa Cruz mengawali debut bersama Albirroja di usia 17 tahun. Tampil di Copa Amerika, Cruz menorehkan aksi gemilang dengan mencetak hattrick.

Pada Piala Dunia 2002, striker klub Premier League Manchester City ini sukses menyelamatkan timnya dari depakan babak penyisihan melalui satu gol. Total tujuh gol telah dicetaknya sepanjang kualifikasi Piala Dunia 2002 dan 2006.

Sementara itu, menjelang perhelatan akbar di Afrika Selatan, Santa Cruz telah mengantongi gelar top skorer Paraguay di babak kualifikasi dengan koleksi tiga gol.

Selandia Baru

Data
Asosiasi : New Zealand Football
Julukan : All Whites
Seragam : Putih-Putih
Kapten : Ryan Nelsen
Pelatih : Ricki Herbert
Profile Singkat

SEPAKBOLA memang bukan olahraga terkenal di Selandia Baru. Alhasil, kesuksesan Ryan Nielsen dkk menembus putaran final Piala Dunia 2010 untuk kedua kali tidak mendapatkan sambutan hangat oleh warganya.

Selandia Baru melakoni debut di Piala Dunia tahun 1982. Ketika itu, negara yang lebih terkenal dengan olahraga Rugby itu kalah dari Skotlandia, Uni Soviet dan Brasil. Setidaknya, All Whites sudah mengukir sejarah.

Langkah Selandia Baru ke putaran final Piala Dunia 2010 juga terbilang mulus. Pasalnya, jawara Oceania itu menghadapi Bahrain di babak play off. Akhirnya, tim besutan Ricki Herbert itu lolos setelah menang atas Bahrain.

Di Piala Dunia 2010 mendatang, Nielsen dkk yang menjadi tim tidak diunggulkan, akan berada di Grup F tergabung bersama negara-negara kuat seperti Italia, Slovakia dan Paraguay.

Shane Smeltz

Shane Smeltz akan menjadi salah satu calon bintang di Piala Dunia 2010 mendatang. Itu sangat wajar, mengingat bomber yang merumput di Liga Australia bersama Gold Coast United itu merupakan salah satu top skorer Selandia Baru.

Itu dibuktikan Smeltz dalam pentas OFC Cup 2008. Ketika itu, bomber 28 tahun tersebut berhasil menjadi penyumbang gol terbanyak buat turnamen itu dengan menghasilkan delapan gol.

Tak heran, di Afrika Selatan mendatang Smeltz dan Christian Klien akan menjadi harapan pelatih Herbert dalam mengumpulkan gol untuk Selandia Baru.

Slovakia

Data
Asosiasi : Slovak Football Association
Julukan : Repre
Seragam : Biru-Putih-Putih
Kapten : Marek Hamsik
Pelatih : Vladimír Weiss
Profile Singkat

SLOVAKIA adalah negara pecahan dari Cekoslovakia. Pada 1992, Slovakia akhirnya memisahkan diri dan pada tahun 1993, mendeklarasikan berdirinya Asosiasi Sepakbola Slovakia serta bergabung dengan FIFA.

Semasa masih tergabung dengan Cekoslovakia, delapan kali sudah negara ini bermain di Piala Dunia. Namun, Piala Dunia 2010 adalah ajang pertama bagi Slovakia. Tergabung dalam Grup 3 UEFA, Slovakia mampu menyisihkan Rep Ceska, Irlandia Utara dan Polandia. Pada 14 Oktober 2009, Slovakia memastikan diri melaju ke Afrika Selatan dengan menang 1-0 atas Polandia.

Kejelian pelatih Vladimir Weiss dalam meracik tim, diganjar dengan kesuksesan timnya melewati jalur penyisihan grup dengan keluar sebagai juara grup. Weiss mengandalkan kekuatan pemain yang merumput di kompetisi elit Eropa, seperti Inggris, Italia, Jerman dan Belanda.

Kekuatan utama dari tim ini jelas pada sektor pertahanan yang dikomandoi bek asal Liverpool Martin Skrtel. Sementara di lini depan, nama striker Napoli, Marek Hamsik adalah andalan Weiss.

Kekurangan paling serius dari Slovakia adalah terbatasnya pemain bintang. Bila dua atau tiga pemain utama, cedera maka Slovakia akan kekurangan pemain yang bisa diandalkan.

Slovenia akan tergabung dalam Grup F bersama juara bertahan Italia, wakil Amerika Latin, Paraguay dan pendatang anyar Selandia Baru. Melihat performa apik selama babak kualifikasi, Slovakia rasanya bisa mengambil poin dari laga melawan Paraguay dan Selandia Baru.

Batu Karang Skrtel

"Martin sangat agresif, cepat dan bagus di udara. Saya pikir dia adalah pemain yang akan bersinar di masa depan. Dia sangat kompetitif dan punya mental bagus. Sulit bagi striker lawan melewati Martin."

Itulah kata-kata yang terucap dari pelatih Liverpool Rafael Benitez saat memboyong Martin Skrtel dari Zenit St Petersburg pada 2008 lalu. The Reds harus merogoh kocek sebesar 6,5 juta poundsterling demi mendapatkan pemain dengan postur 195cm ini.

Pengalamannya bertanding di level tinggi Eropa sangat menguntungkan Slovakia. Skartel sudah biasa berhadapan dengan striker tajam di kompetisi Premier League atau Liga Champions bersama The Reds.

Kini pengalaman pemain 25 tahun itu akan sangat berguna bagi timnasnya yang akan berlaga di Piala Dunia 2010. Skrtel akan menghadapi bomber Azzurri, Paraguay dan Selandia Baru. Asal tidak terhantam cedera, Skrtel kemungkinan besar bisa membawa timnya menjadi kuda hitam yang berbahaya di Afrika Selatan.

Italia

Data
Asosiasi : Federazione Italiana Giuoco Calcio
Julukan : Azzurri
Seragam : Putih-Biru
Kapten : Fabio Cannavaro
Pelatih : Marcello Lippi
Profile Singkat

SIAPA yang tidak kenal dengan juara dunia ini? Bermaterikan bintang papan atas Serie A, Italia siap mempertahankan gelar sekaligus menambah koleksi bintang (tanda juara Piala Dunia) di logo Timnas mereka menjadi lima buah (sekarang empat) pada edisi ke-19 Piala Dunia ini.

Pandangan publik terhadap tim yang ada sekarang, memang sedikit miring. Menilik performa pada Piala Konfederasi 2009 dimana mereka gagal menembus babak penyisihan grup, Gli Azzurri dirasa belum cukup punya kekuatan untuk bisa mencapai posisi tertinggi.

Hal itu tentu belum bisa jadi dasar pertimbangan. Coba lihat di Jerman 2006, skuad asuhan Marcello Lippi datang dengan segudang masalah, salah satunya skandal Calciopoli, namun mereka secara mengejutkan mereka bisa menjawab keraguan dengan menembus laga final dan menumbangkan Prancis lewat drama adu penalti.

Jalan Italia ke Piala Dunia 2010 ini tidak bisa di bilang mudah. Mereka harus berjuang keras di babak kualifikasi grup 8 menghadapi tim sekelas Bulgaria, Motenegro, Republik Irlandia, dll. Tiket ke Afrika Selatan (Afsel) sendiri baru di raih usai mereka bermain imbang 2-2 melawan Boys in Green (julukan Irlandia).

Secara permainan, Italia adalah tim yang unik. Senjata utama mereka untuk memenangkan pertandingan hanyalah soliditas pertahanan yang dibangun sejak tengah lapangan ditambah mental baja masing-masing pemain. Jarang sekali muncul variasi permainan dari mereka. Bahkan, kebanyakan orang akan merasa bosan jika menyaksikan penampilan mereka yang monoton.

Di Afsel nanti, Italia akan tergabung di grup F bersama Paraguay, Selandia Baru dan Slovakia.Tim-tim tesebut tentu bukan 'kacangan', Paraguay adalah wakil Amerika Selatan yang lolos setelah berhasil menduduki posisi ketiga klasemen babak kualifikasi, sementara Slovakia dan Selandia Baru adalah tim kejutan Eropa dan Australia.

Chielini Bintang Baru Italia
Ada banyak nama bintang di skuad La Nazionale, diantaranya adalah kipper Gianluigi Buffon, playmaker Andrea Pirlo atau kapten tim Fabio Cannavaro. Namun, dengan mengetengahkan nama bek asal Juventus Giorgio Chiellini bukanlah hal yang salah juga. Kehadirannya di sentral pertahanan sudah benar-benar paten dan bahkan sulit tergantikan.

Mengawali karir sebagai bek sayap, atas dasar kebutuhan tim, Juventus yang masih dibesut Claudio Ranieri memaksakan Chiellini bermain lebih ke tengah. Hasil positif didapatnya, dengan tampil sangar menjaga area pertahanan.

Konversi sukes ini kontan mengundang perhatian pelatih Italia di Euro 2008 Roberto Donadoni. Pemain yang sempat membela Fiorentina tersebut masuk skuad sebagai pengganti Cannavaro yang menderita cedera.

Donadoni awalnya ragu memasang Chiellini di starting line-up, dia baru diturunkan pada laga kedua usai Italia ditaklukkan Belanda 3-0. Itu pun dengan terpaksa karena dia tidak punya banyak opsi di lini belakang.

Chiellini membayar lunas kepercayaan Donadoni, kerja kerasnya mampu menghantarkan Italia lolos ke babak perempat final sebelum akhirnya tewas di tangan tim juara Spanyol lewat drama adu penalti.

Nah, pasca Euro 2008 dan kembalinya Lippi ke Timnas, Chiellini nyaris tidak pernah absen masuk daftar, kecuali ketika dia sedang menderita cedera. Hingga kini dia dipercaya menjadi pendamping setia bagi Cannnavaro yang tidak lain adalah rekannya di Juventus musim 2009/2010.

Belanda

Data
Asosiasi : Koninklijke Nederlandse Voetbalbond
Julukan : Oranje
Seragam : Oranye-Putih
Kapten : Giovanni van Bronckhorst
Pelatih : Bert van Marwijk
Profile Singkat

MENANG atau kembali pulang dengan tangan hampa. Timnas Belanda terbilang sensasional tiap kali menapak ajang Piala Dunia, kendati mereka belum sempat merebut trofi sekalipun.

Tim Oranje tercatat dua kali tampil di final Piala Dunia, yakni 1974 dan 1978. Sayangnya, pasukan negeri Kincir Angin itu harus menelan kekalahan telak dari tim tuan rumah. 32 tahun lalu, Argentina menghadang mereka merebut gelar. Empat tahun berselang, giliran Jerman Barat membungkus piala setelah menang 2-1.

Peluang Belanda kembali muncul pada Piala Dunia 1998 di Prancis. Namun, mereka harus puas terdepak dari tiga besar dan menempati peringkat keempat.

Empat tahun kemudian, Belanda tidak lolos Piala Dunia yang digelar Macan Asia Jepang/Korea Selatan. Mereka tereliminasi usai menelan kekalahan dari Portugal dan Republik Irlandia. Hasil buruk kala itu memaksa pelatih Louis van Gaal meletakkan jabatan.

Pada 2006, Oranje menatap positif langkah menuju Jerman. Skuad besutan Marco van Basten ini lolos Grup C setelah mengalahkan Serbia & Montenegro 1-0 dan Pantai Gading 2-1, serta menahan langkah juara grup Argentina 0-0. Sayang, mereka terusir dari kompetisi akibat kekalahan 1-0 dari Portugal. Laga ini cukup terkenal setelah media menjulukinya "Battle of Nuremberg" pasca dikeluarkannya 16 kartu kuning dan empat kartu merah sekaligus dalam satu pertandingan.

Mengusung semangat dan ambisi serupa, tahun depan, Belanda optimis berangkat ke Afrika Selatan pasca-delapan kemenangan dari delapan laga. Mereka sukses menduduki peringkat teratas Grup 9 meski mendapat perlawanan ketat dari Norwegia dan Skotlandia.

Namun, perjalanan masih panjang demi menembus penyisihan Grup E. Di tangan Bert van Marwijk, Flying Dutchman harus bersiap menghadapi Jepang, Denmark, dan Kamerun yang kekuatannya tak bisa diremehkan begitu saja.

Jenderal Van der Vaart
Tim internasional Belanda memang tak kurang pemain bintang. Diantaranya Rafael van der Vaart, Klaas-Jan Huntelaar, Dirk Kuyt, Robin van Persie dan Wesley Sneijder. Namun, nama gelandang serang Real Madrid, van der Vaart, menyandang prestasi lebih.

Aksi perdana Van der Vaart di pentas besar yakni pada Piala Dunia 2006 di Jerman. Kendati dibekap cedera, pemuja Romario ini tetap dipasang pada laga pembuka melawan Serbia dan Montenegro. Sejak saat itu, dia selalu punya tempat di starting XI timnas.

Van der Vaart tetap menjadi pilihan pertama meski tampuk kekuasaan beralih ke tangan Bert van Marwijk. Pada 10 September 2008, mantan pilar Hamburg FC ini mengakhiri rekor tanpa gol saat mengantar timnas merebut kemenangan atas Macedonia 2-1. Jebolan Ajax Amsterdam bahkan sempat menyandang gelar kapten Timnas Belanda pada bentrok melawan Inggris di laga persahabatan, 12 Agustus 2009.

Tentang koleksi gol, van der Vaart memang belum mampu menyamai rekor top skorer Patrick Kluivert. Dia hanya mengantongi 15 gol dari 74 laga sejak 2001.

Kamerun

Data
Asosiasi : Federation Camerounaise de Football
Julukan : Lions Indomptables
Seragam : Hijau-Merah
Kapten : Samuel Eto'o
Pelatih : Paul Le Guen
Profile Singkat

TIM Sepakbola Kamerun dikenal sebagai tim nasional tersukses di benua Afrika. Timnas Kamerun tercatat lima kali lolos kualifikasi ajang bergengsi Piala Dunia, yakni pada 1982, 1990, 1994, 1998 dan 2002.

Kendati harus mengakui kekuatan pasukan Inggris, The Three Lions, Kamerun mengukir sejarah dengan menjadi tim Afrika pertama yang lolos perempat final Piala Dunia 1990.

Pada Piala Dunia 1994, Roger Milla mencatat sejarah atas lesakan gol ke gawang Rusia di usia 42 tahun 39 hari. Milla juga menjadi pesepakbola Afrika pertama yang tiga kali tampil di final Piala Dunia.

Tahun depan, skuad yang dipimpin superstar Samuel Eto'o akan kembali mencari peruntungan di kampung halaman sendiri, Afrika Selatan. Mengawal Piala Dunia 2010, Kamerun, yang tergabung dalam Grup A bersama Gabon, Republik Togo dan Maroko, harus melewati proses berliku akibat penampilan buruk mereka di awal babak penyisihan grup, mulai dari kekalahan beruntun, pemecatan pelatih Otto Pfister dan pemanggilan Paul Le Guen sebagai pengganti.

Sesuai harapan, Le Guen, terbukti mampu membangkitkan kinerja tim. Lecutan semangat pelatih baru membawa runner up Piala Konfederasi 2003 ini merebut kemenangan atas Gabon. Kamerun pun akhirnya lolos kualifikasi setelah menggunduli The Atlas Lions Maroko 2-0 pada laga final di Fez, 14 November 2009.

Piala Dunia 2010 boleh disebut sebagai kebangkitan baru Indomitable Lions, yang mengalami penurunan kualitas sejak 2003,ditandai kematian gelandang Marc-Vivien Foe. Di semi final Piala Konfederasi 2003, Kamerun berduka cita. Foe pingsan di tengah lapangan pada menit 72 kala menghadapi Kolombia. Beberapa jam kemudian, dia dikabarkan meninggal dunia.

Tapi tahun depan, Kamerun yang secara sensasional sempat terlibat seteru dengan FIFA akibat kontroversi kostum, terbilang penuh persiapan. Selain bisa mengandalkan peran Eto'o di lini depan, barisan gelandang timnas seperti Alexandre Song dan Stephane M'bia cukup menjanjikan pada beberapa penampilan sebelumnya.

Kendati demikian, Kamerun pantas waspada. Tergabung dalam Grup E, pasukan Lions harus bersaing ketat dengan Jepang, Denmark dan Belanda.

Eto'o Bomber Maut

Tak ada yang meragukan kemampuan Samuel Eto'o dalam menjebol gawang lawan. Kepiawaian dalam mencetak gol sudah dibuktikan striker 28 tahun ini. Dan kini, Eto'o menjadi andalan Kamerun sebagai mesin gol di Piala Dunia 2010.

Eto'o mengawali karier di La Liga dengan sulit. Bergabung dengan Real Madrid pada musim 1997 hingga 2000, Eto'o hanya dimainkan tiga kali tanpa sekalipun mencetak gol. Lalu dia dipinjamkan ke Leganes dan Espanyol.

Bintangnya baru bersinar kala dia dipinjamkan ke Mallorca pada musim 2000. Mallorca yang kepincut dengan aksi Eto'o, membeli dengan penuh kepemilikan Eto'o dari Madrid. Empat musim berkarier, Eto'o mencatat 120 laga dengan 48 gol.

Barca mencium bakatnya dan memboyong Eto'o ke Camp Nou pada musim 2004. Lima musim berkarier dengan Barca, Eto'o mengantarkan Tim Katalan menjadi juara naik di liga lokal ataupun di pentas Eropa. Yang paling fenomenal adalah musim lalu, dimana Barca menyapu bersih gelar. Eto'o mencetak gol pembuka laga final Liga Champions melawan Manchester United. Total dia mencatat 145 laga dengan raihan 108 gol.

Pada laga kualifikasi Piala Dunia 2010, Samuel Eto'o mencetak sembilan gol di 11 laga babak penyisihan. Striker kelas dunia yang mencatat sejarah sebagai top skorer African Nations Cup ini menjadi opsi pertama pelatih asal Prancis Le Guen mengawal skuad bersama Pierre Webo di lini depan.

Denmark

Data
Asosiasi : Danish Football Association
Julukan : Danish Dynamite
Seragam : Merah-Putih
Kapten : Jon Dahl Tomasson
Pelatih : Morten Olsen
Profile Singkat

TIM Dinamit adalah julukan yang sangat pas buat Denmark. Tim ini bisa meledak-ledak dalam satu turnamen, kendati harus terseok-seok dalam babak kualifikasi. Banyak sudah pengalaman Denmark dalam kompetisi internasional seperti Piala Dunia atau Euro.

Pertama kali bermain di Piala Dunia pada 1986 di Meksiko. Denmark langsung menggebrak dengan mempecundangi Skotlandia (1-0), Uruguay (6-1) dan Jerman Barat (2-0). Denmark lolos ke babak kedua dengan status juara grup. Sayang di babak kedua harus bersua Spanyol dan kalah telak 1-5.

Selanjutnya Denmark mengalami penurunan prestasi dan malah gagal menembus Piala Dunia 1990 Italia. Namun, di Euro 1992, Tim Dinamit tampil sangat mengejutkan. Datang sebagai peserta pengganti Yugoslavia yang sedang mengalami perang, Denmark keluar sebagai juara Euro 1992. Sayang, mereka malah gagal ambil bagian lagi di PD 1994 Amerika Serikat.

Pada Piala Dunia 1998 Prancis, pasukan veteran Dinamit kembali meledak. Kiper Peter Schmeichel, duo bersaudara Michael dan Brian Laudrup tampil cemerlang. Denmark sukses menembus perempat final sebelum dihentikan Brasil. Pada PD 2002, Denmark hanya mampu menembus babak kedua, sebelum dikalahkan Inggris 3-0. Di Jerman 2006, Denmark tidak ambil bagian.

Jalan ke Piala Piala Dunia 2010 dilewati tim besutan Marten Olsen ini dengan sempurna. Denmark lolos meyakinkan dengan menyisihkan tim favorit lainnya seperti Portugal dan Swedia. Kemenangan penting 3-2 di kandang Portugal dan menang 1-0 atas Swedia membawa Denmark melanggeng ke Afrika Selatan dengan status juara grup.

Kekuatan utana Tim Dinamit terletak pada kemampuan barisan tengah menjadi penyeimbang lini belakang dan depan. Permainan kolektivitas tanpa mengandalkan satu bintang juga membuat tim ini sulit dikalahkan. Serangan bisa dimulai dari sektor mana saja dan menyulitkan lawan menebak strategi apa yang digunakan Denmark.

Namun Denmark bukan tanpa celah. Olsen punya masalah pada pemain depan yang tidak punya banyak pilihan. Striker Arsenal Nicklas Bendtner biasanya menempati pilihan utama, hanya sayang Bendtner kerap cedera.

John Dahl Tomasson juga masuk dalam pilihan utama. Hanya saja, mantan bomber AC Milan ini menunjukan penurunan grafik permainan bersama Timnas Denmark. Tommason, sudah puasa mencetak gol sejak Februari 2008.

Denmark akan tergabung dalam Grup E, bersama Belanda, Jepang dan Kamerun. Melihat peta persaingan di grup ini, hanya Belanda yang menjadi lawan paling tangguh Denmark. Sementara Jepang dan Kamerun berada satu level di bawah mereka. Hanya, Tim Dinamit harus bisa menjaga sumbu untuk bisa meledak dengan tepat di Afrika Selatan.

Bendtner Siap Meledak
Nicklas Bendtner adalah pemain muda yang dibina oleh Arsene Wenger. Kendati masih berusia 21 tahun, kematangannya dalam bermain sudah bisa diandalkan Marten Olsen. Ketajamannya di lini depan, tidak perlu diragukan lagi. Dengan postur 196 cm, Bendtner piawai mencetak gol baik dengan kaki atau kepala.

Musuh terbesar Bendtner saat ini adalah kondisi fisiknya. Mantan bomber Birmingham ini baru saja menjalani operasi lutut di Jerman pada November lalu. Bila dalam kondisi fit, Bendtner akan menjadi andalan utama Olsen sebagai pendamping Jon Dahl Tomasson.

Bersama Timnas, Bendtner sudah bermain 31 kali dan mencetak 10 gol. Catatan gol itu dibuatnya pada laga genting Denmark di Kualifikasi Piala Dunia 2010. Dia adalah orang yang berperan besar pada gol Jakob Poulsen ke gawang Swedia, dan mengantarkan Denmark ke Afrika Selatan.

Jepang

Data
Asosiasi : Japan Football Association
Julukan : Samurai Blue
Seragam : Biru-Putih
Kapten : Yuji Nakazawa
Pelatih : Takeshi Okada
Profile Singkat

SELAMA beberapa tahun terakhir, Jepang menjadi kekuatan terbesar dalam sepakbola Asia dengan dipenuhi pemain-pemain bertalenta tinggi. Meski begitu, kesuksesan tersebut tidak diraih dengan mudah.

Berada di bawah Asosiasi Sepakbola Jepang atau sering disebut Nippon Daihyo, keterlibatan skuad berjuluk Samurai Biru dalam kompetisi berskala internasional baru terjadi pada Olimpiade Musim Panas 1968 di Meksiko ketika mereka sukses membawa pulang medali perunggu.

Sementara itu, Jepang baru berhasil lolos ke putaran final Piala Dunia pada 1998 yang saat itu dihelat di Prancis. Meski akhirnya tersingkir di babak penyisihan grup, namun prestasi itu terbilang cukup memuaskan setelah selalu gagal di babak kualifikasi atau tidak mendaftarkan diri pada perhelatan Piala Dunia sebelumnya.

Pada Piala 1950 di Brasil, Jepang bahkan dilarang ambil bagian karena masih berada dalam kendali Sekutu yang dipimpin Amerika Serikat. Kesuksesan menembus Piala Dunia 1998 sempat melesatkan Jepang ke peringkat 8 FIFA, posisi tertinggi yang pernah mereka raih.

Empat tahun berselang, FIFA mempercayakan Jepang dan Korea Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002. Di bawah asuhan pelatih Brasil Zico, Jepang berhasil melaju ke babak 16 besar setelah membukukan kemenangan 1-0 atas Rusia dan 2-0 atas Tunisia. Sayang, mereka harus tersingkir usai takluk 0-1 di tangan Turki yang akhirnya menempati peringkat tiga.

Hasil tersebut semakin memantapkan posisi Jepang sebagai unggulan Asia setelah tahun sebelumnya tampil sebagai runner-up Piala Konfederasi. Sementara, di tingkat Asia, skuad Macan Asia tampil terdepan setelah menyabet tiga gelar juara dalam lima perhelatan Piala Asia terakhir (1992, 2000, 2004).

Prestasi membanggakan itu agaknya tidak terlepas dari pembentukan liga profesional J-League pada 1992 setelah sebelumnya Liga Sepakbola Jepang hanya berisikan klub-klub amatir dan semi-profesional. J-League sendiri baru resmi digulirkan pada 1993. Namun, kini J-League merupakan kompetisi lokal tersukses di Asia dengan menempati peringkat puncak AFC.

Meski keikutsertaannya di Piala Dunia masih dapat dihitung dengan jari, namun Jepang belum pernah gagal mencapai babak utama sejak 1998 lalu. Di bawah asuhan Takeshi Okada, armada Samurai Biru melangkah ke final Piala Dunia 2010 setelah finish sebagai runner-up Grup 1 Zona Asia. Dengan total empat kemenangan dari delapan pertandingan, Jepang (15) terpaut lima angka dari Australia yang menjadi juara grup.

Di Afrika Selatan nanti, Jepang menghadapi tugas berat usai dipastikan tergabung bersama Belanda, Denmark, dan Kamerun di Grup E. Namun, pelatih Takeshi Okada cukup optimistis skuad yang dipimpin Yuji Nakazawa mampu menembus babak semifinal.

Shunsuke Nakamura, The Next Big Thing

Meski popularitasnya masih kalah dibandingkan Park-Ji Sung yang merumput di Eropa bersama Manchester United, tidak diragukan lagi, Shunsuke Nakamura adalah salah satu bintang terbesar yang dimiliki Asia.

Playmaker 31 tahun mulai mencuri perhatian publik Negeri Sakura ketika menjalani debut di J-League bersama Yokohama Marinos, 1997 silam. Pada tahun pertamanya bersama Marinos, Nakamura tampil dalam 27 pertandingan dan mencetak lima gol.
Nakamura menyabet gelar Pemain Terbaik J-League pada 2000 dengan torehan lima gol dan 11 assist.

Berbekal kesuksesan tersebut, Nakamura menguji peruntungannya di Eropa dengan bergabung di klub Serie A Reggina (2002-2005). Sayang, Nakamura yang dipercaya menyandang nomor keramat 10, akhirnya tidak mampu berbicara banyak. Berbagai cedera yang membekapnya memaksa Nakamura hanya tampil dalam 18 pertandingan sepanjang musim 2003/2004.

Kepindahannya ke Glasgow Celtic 2005 silam terbukti menjadi keputusan yang tepat. Pemain kelahiran 24 Juni terpilih sebagai man of the match pada laga debutnya melawan Dundee United, 6 Agustus 2005.

Terkenal sebagai spesialis tendangan bebas, salah satu gol terpenting dalam karirnya adalah ketika melesakkan tendangan bebas sejauh 30 yard pada laga krusial Liga Champions melawan Manchester United, 2006 silam.

Nakamura sukses membawa Celtic merengkuh posisi puncak Liga Primer Skotlandia selama tiga tahun berturut-turut (2006-2008). Dia bahkan menjadi penentu kemenangan Celtic pada 2007 setelah mencetak gol melalui set piece di masa injury time dan membawa timnya unggul 2-1 atas Kilmarnock. Hasil itu sekaligus menjadikannya Pemain Terbaik 2007 versi Asosiasi Pesepakbola Profesional Skotlandia dan Asosiasi Wartawan Sepakbola Skotlandia.

Setelah merumput selama empat tahun bersama Celtic, Juni 2009 lalu Nakamura memutuskan hijrah ke ranah Spanyol dan bergabung dengan klub La Liga Espanyol.

Australia

Data

Asosiasi : Football Federation Australia
Julukan : Socceroos
Seragam : Kuning-Hijau
Kapten : Lucas Neill
Pelatih : Pim Verbeek
Profile Singkat

AUSTRALIA kembali berhasil berlaga di pentas dunia yang akan berlangsung di Afrika Selatan nanti. Ini merupakan ketiga kali Socceroos mampu meraih tiket ke Piala Dunia (PD).

Australia pertama kali lolos pada PD Jerman 1974. Uniknya, Socceroos yang kala itu masih menjadi wakil Zona OCEANIA, juga berhasil berlaga di PD untuk kedua kalinya dengan menjadi juara menyisihkan Selandia Baru.

Uniknya, untuk kedua kali Australia berhasil tampil di PD 2006, dengan Jerman kembali sebagai tuan rumah. Sepanjang turnamen berlangsung, Socceroos berhasil tampil mengejutkan dan memukau.

Sayang, langkah tim yang ketika itu dibesut Guus Hiddink itu terhenti di tangan Italia pada babak kedua. Aksi diving Fabio Grosso yang berujung gol penalti Francesco Totti menjadi malapetaka buat Australia.

Kini Socceroos kembali ke PD. Bedanya, tim besutan Pim Verbeek itu menjadi salah satu wakil asia setelah menduduki posisi atas Kualifikasi PD 2010 Zona Asia Grup A dengan membuat Jepang harus puas berada di posisi kedua.

Peranan Besar Tim Cahill

Australia memang memiliki beberapa pemain bintang seperti Mark Schwarzer (Fulham), Harry Kewell (Galatasaray) dan sang kapten Lucas Neil (Everton). Namun, Tim Cahil layak dinobatkan sebagai pemain andalan skuad Verbeek itu.

Gelandang yang merumput bersama Everton itu, pertama kali tampil bersama Australia pada 2004. Ketika itu, Socceroos melakukan laga ujicoba melawan Afrika Selatan di Loftus Road, 30 Maret 2004 silam.

Meski kini jarang dimainkan Everton karena masih sering mengalami cedera, namun Cahill masih patut menjadi pemain yang diandalkan Verbeek dalam menghasilkan gol di Afrika Selatan nanti.

;;